Oleh Evi Sunrise
Aku kecanduan internet. Setiap
hari aku tidak pernah tidak buka internet. Kadang satu detik tak melihatnya
merasa kurang. Facebook bisa kecanduan tapi tetap saja dilakukan. Sehari bisa
tidak jajan, lebih baik beli pulsa, padahal wifi ada gratis masih terasa tidak
seimbang kalau sambil tiduran tidak berinternet ria. Mencari penjual elektrik
pula saat pulsa kehabisan. Tak terasa utangku bertaburan. Internet aku sudah
kalah mengikuti zaman tapi keterlaluan. Dunia maya yang menjanjikan, tapi sudah
berlebihan. Bagiku sulit mengindahkan.
Twitter, facebook dan mbah
google sudah menjadi pelarian. Malas baca karena internet. Buku-buku bertumpuh
tidak dibaca kalah dengan facebookan, informasi dicari sambil selancar
lihat-lihat profil orang. Apalagi tips yang terbaru diluncurkan. Baca novel,
koran, majalah hampir terlupakan.
Belum lagi youtube dan Buss,
jadinya film-film terkeren mudah didapatkan, tinggal pilih halal haram
tersedia. Lupa shalat, lalai belajar saat film diputar, tak mau terpotong
signal fokus makin keasyikan. Lalu situs-situs lainnya, masih banyak info yang
bisa didapat internet instan membuka wawasan.
Bangun tidur-tidur lagi, yang
diingat facebook, apalagi pacar tak kasih kabar, yang pertama dibuka profilnya.
“Selingkuh enggak ya?” ah, tidak
kerasan, menguras dada. Padahal tak ingat ini dunia maya apa saja bisa
dimanipulasi. Hacker meraja lela.yang benar belum tentu benar dan yang salah
belum tentu salah.
“Waspada waspada!” kata bang
Napi.
Mencet sana mencet sini, pintar,
sangat hapal. Tentu ponsel kesayangan tiap hari dipegang. Jadi pusat perhatian
lagi.
Enggak peduli lagi dengan
yang lain. Ketika diingatkan, sedikit marah dan punya alasan.
“Pulsa saya ini, laptop saya,
ponsel saya, orang lain tak ada yang dirugikan kok.” Kecuali rusak dibandan
saya tanggung dan minta bantuan orang.
Dunia maya terasa lebih indah
dengan dunia nyata, imaji dan kebetulan bisa jadi. Tapi kalau setiap hari hanya
chatingan, tak peduli kawan, se RT mending. Yang satu rumah saja. Jarang
menyapa sama Umi, Abah, Adik, dan Kakak, bisa dihitung jari. Amat disayangkan
jarang kumpul bareng keluarga, diskusi seru, bercanda ria. Lewat kesempatan. Kala
kumpul bareng cerita, dengan keluarga stress bisa hilang benar, positif lagi.
Kerjaan berantakan, suka malas
karena kecanduan internet sering begadang malam. Demi facebookan apapun
kesukaan di dunia maya efeknya pada tugas-tugas, waktu, tenaga kehabisan. Hanya
mengantuk, lemas tak karuan. Jangankan sayang orang lain sama badan sendiri
bisa tak terkontrol.
Kewajiban melayang, musnah
perlahan masa depan. Padahal cuma internet siang malam. Waktu-waktu untuk
kewajiban fokok hilang. Waktu hanya merugi.
Sakit pinggang leher dan mata.
aku duduk melulu, mata fokus pada layar radiasi. Terlalu lama akibatnya badan sakit-sakit.
“Duh kasihan deh aku.” siapa
yang tahu selain diri sendiri. sakit sendiri, berobat sendiri. soalnya
penyakitnya diundang. Orang segar yang biasa pun bisa ketiban segan.
Ketawa-ketiwi sendiri, asyiknya
kalau ada teman ngobrol di chat, temanya curhat, gossip, ngeluh, cari solusi
seru.
Sedih-sedih, sedih sendiri,
kalau lagi ada masalah bisa jadi dalih buat puisi-puisi, dipost di bloger,
komunitas dll. Hal-hal yang sedih dan bahagia internet bisa di ajak bercerita.
Marah-marah, marah sendiri, ya
sendiri, lewat status facebook dihabiskan. Wall seperti milik sendiri.
bukan karena galau tapi kalau sudah kecanduan tak sadar jemari mengetik apa
yang aku pikirkan.
Gila kok bisa seperti ini ya,
memang beneran gila. Sudah berapa juta orang rela hanya untuk belikan pulsa.
orang lain yang kaya. Negara tetangga bahagia.
Drakula pulsa cekikian.
“Astagfirullah.”
Sambil menyedot darah pelanggan,
akulah sang pelanggan tetapnya.
Dan darahku yang pas-pasan,
siang malam begadang.
Memang teman semakin banyak. Ya
siang malam aku buka facebook, twitter, bloger, google pastinya teman makin
akrab.
Teman yang sama-sama gendeng?
Semoga tidak, baik-baik semua.
Internet dekatkan yang jauh,
kawan-kawan yang jauh tiba-tiba semakin akrab, padahal tidak tahu belum pernah
sekalipun berjumpa.
Internet menjauhkan yang dekat,
kadang aku lupa sms, telepon saudara, sedangkan aku tinggal di kost. Kabar Ibu,
Bapak tengah malam baru keingatan aku rindu mereka.
Otakku kutitipkan disitu. Masa
Allah semakin parah ketergantungan.
“Belajar!”
Jadi malas mengingat, malas
belajar, kan pelajar yang menjadi sasaran.
Toh semuanya ada disitu ya di
mbah google, wikipedia dll.
“Ayo mau tanya apa ayo tinggal
klik!”
Mbah google bisa menjawabnya,,, “Betul
banget.”
“Atagfirullah.”
Inikah?
Layar peradaban
Yang sudah dijanjikan
Seperti dajal dengan matanya
yang satu itu
Semuanya pergi menuju kesitu
#Dajal Net